Kamis, 08 Mei 2014

DI BELAHAN DUNIA LAIN


PART 3

Mungkin aku terlalu protektif, atau parahnya kelewat protektif. Apapun yang kamu lakukan selalu aku cari tahu alasannya. Aku sangat mengerti bahwa orang yang terakhir yang kita pikirkan saat akan tidur dan orang pertama yang kita ingat saat kita bangun kadang membawa tawa juga tangis. Saya sangat menyadari itu. 
www.kaskus.co.id
Kesekian kalinya untuk kesekian kali aku tidak bisa membendung alasan apapun yang kau lontarkan. Aku memahami diriku bahwa aku hampir kehabisan energi, kelelahan, letih dalam perjuangan bertahan bahwa ini arah benar jika menujumu. Aku mati-matian menyakinkan diriku bahwa denganmu itulah masa depan. Tapi kau lupa, aku tetap perempuan biasa. Perempuan yang setiap bangun mengecek ponsel, berharap ada kabar atau ucapan selamat pagiiiiiiii.... Hahahaha... Perempuan yang dengan gugupnya bercerita pada alam bahwa dia pasrah tapi berharap bahwa apa yang ditakutkannya tidak menjadi kenyataan. (Andalanga selalu...)

Cinta tak direstui akan selalu menjadi momok disetiap pertengkaran dan komunikasi yang tak berjalan lancar. Kenapa? Mestinya kau tanyakan ke dalam dirimu, jika aku ada diposisimu. Ada ketakutan yang tidak bias didepan mata, kau bersama mereka yang tak menginginkanku hadir ditengah-tengahnya. Bagaimana aku bisa tenang? Lupakan itu... 

Menyadari perkembangan teknologi yang kian semerbak, mewangi, harum tralalala trililili (kok nyanyi hahahaha...) mestinya jarak bukan sesuatu yang bisa dijadikan masalaha. Iya gak? Kan bisa sms-an, telpon, BBM-an dan masih banyak lagi segala kemudahan yang disajikan. Tapi yang jadi masalah bukan itu. Apa bisa, kamu meluangkan waktu di pagi hari untuk menyapaku? Hanya beberapa detik mengetiknya tanpa merogoh kocek yang dalam untuk menyapaku. Sepertinya pekerjaanmu sangat penting sayang, terlebih memberiku kenangan kala embun mendahului kita bangun hanyalah hal sepele.

Bersambung

Penulis: Sitti Marlina


Tidak ada komentar:

Posting Komentar