Kamis, 29 Mei 2014

BERTAHAN ITU JAUH LEBIH SULIT LOH !!!...

Sering kita tidak sadar dengan apa yang kita miliki. Tidak mensyukuri dengan nikmat apa saja yang kita dapatkan. Tidak menghargai apa yang kita miliki. Dan tidak merasa memiliki dan menjaga yang dengan setia menyayangi kita. Itu sering terjadi pada kita yang hanya manusia biasa.

nuraisyahkind.blogspot.com
Alkisah dari temanku yang seorang perempuan sederhana nan biasa. Tak ada yang istimewa dari perawakannya, yang ku tahu bahwa dia mencintai seseorang yang dia sebut kekasihnya. Kisah yang berjalan bertahun-tahun, terpatri dalam hati nama masing-masing. Menyakini bahwa mereka tercipta sebagai jodoh. Suka duka telah ia lalui. Bahkan rencana masa depan sudah dibicarakan bersama. Tak ada yang tertinggal. Semuanya begitu indah mereka rancang. Merangkai hari dengan indahnya bahwa masa depan cerah menanti mereka dalam mahligai keluarga sakinah mawaddah warahmah. Bertahun-tahun menjalin kisah, komunikasi nan mesra ternyata tak jadi jaminan juga. Hal ini dimulai ketika itu.

Saat itu demi kisah mereka temanku yang seorang perempuan yang percaya cinta, berkunjung kerumah yang disebutnya kekasih atas undangan orang tua sang kekasih. Hatinya berbunga-bunga, berharap penuh harap dalam hati bahwa inilah cinta yang mempertemukan mereka. Tetapi ini awal dimana semuanya penuh dengan jalan terjal. Perjuangannya menemui orang tua yang disebut sang kekasih ternyata beralih kerasa sedih. Dia menanggung sedih dalam hati bahwa orang tua yang disebutnya kekasih tak menyetujui hubungan mereka. Dan yang membuatnya begitu terpukul, bahwa orang tua yang disebutnya kekasih itu menudingnya memberikan guna-guna ke lelaki yang disebutnya kekasih. Bagaimana rasanya??? Bayangkanlah sendiri, jika kamu menjadi perempuan sederhana nan biasa itu. Betapa sakit dan remuknya saat itu. Bisa jadi saat orang lain menghina dengan kejelekan dan sebagainya mungkin akan biasa tetapi jika dituduh mengguna-gunai, menggunakan mantra-mantra untuk menarik perhatian lelaki yang disebutnya kekasih, bisa kamu bayangkan rasanya tercabik.

Tetapi perempuan nan biasa itu, tetap dengan tangisannya berharap bahwa Tuhan menunjukkan jodohnya. Dia memaafkan tapi tidak lupa akan rasa sakit itu. Bertahan dengan baiknya hingga masalah itu itu hampir tak berpengaruh lagi padanya dan yang disebutnya kekasih. Tetapi tuhan ternyata punya cara lain untuk memperlihatkan kekuasaannya yang lebih. Bahwa mencintailah dengan normalnya.

Hubungan dengan yang disebut kekasih itu pada akhirnya berada dititik-titik nadir terakhir tak kunjung padam. Hubungan antara ada dengan tiada. Tetapi perempuan nan biasa itu tetap dengan tangisnya bahwa jikalau jodoh mereka akan dipertemukan. Itu berselang lagi, lagi, lagi dan lagi.
karakter13.blogspot.com

Hingga suatu hari...

Selama bertahun-tahun dia menjalani hubungan dengan lelaki yang disebutnya kekasih itu, ada saat dimana ia tak bisa maju atau mundur dari hubungan itu. Ia stagnan ditempat dimana ia berpijak. Ia tak berharap tapi juga berharap tak membuahkan apa-apa. Hingga dia pasarah menjalaninya ketika itu.

Hubungan yang didasari atas komitmen tanpa komunikasi seperti membangun rumah ditepi pantai hanya berpondasikan pasir yang setiap saat bisa ambruk tersapu ombak. Bermula ketika dia berniat bahwa ketika masing-masing dari mereka dilengkapi dengan alat canggih komunikasi akan menghemat uang komunikasi mereka. Dan bisa dengan mudah menjalin komunikasi dimanapun. Dengan niat itu, akhirnya mereka punya alat komunikasi yang bolehlah dibilang hemat, BBM-an.

Iya kan??? Paket sebulan berapa? Apatah lagi dengan seabrek fitur alat komunikasi saat ini. Rasanya untuk mencari alasan bahwa komunikasi tidak bisa terjalin, sepertinya mencari-cari kesalahan.

Akhirnya temanku yang seorang perempuan sederhana nan  biasa menjalin komunikasi dengan lelaki yang disebutnya kekasih via BBM-an. Fitur alat komunikasi saat ini ada banyak, bisa dengan media sosial, FB, Twitter, Wechat dan masih banyak lagi. Rasanya keterlaluan jika komunikasi masih mandek yak...

Dengan kondisi alat komunikasi yang kian canggih mestinya komunikasi antara temanku perempuan sederhana nan biasa dengan lelaki yang disebutnya kekasih itu berjalan lancar. Tapi nyatanya tidak. Itulah petunjuk terakhir yang temanku perempuan sederhana nan biasa itu ingat. Bahwa alat komunikasi, media sosial dan sebagainya tidak juga menjadi bagian dari kerinduan yang dia rangkai ditidurnya untuk dia sampaikan. Dengan alat komunikasi begitu canggih malah tak ada waktu dari lelaki yang dia sebut kekasihnya itu untuk menghubunginya. Terkadang saat dia ngomel-ngomel di beberapa pesan singkat baru dibalas oleh lelaki yang disebutnya kekasih. Ternyata komunikasi mereka jauh dari kata yes.

Temanku, perempuan nan biasa itu, sering menghabiskan waktunya menatap layar Handphonenya, menunggu jika lau sang lelaki yang ia sebut kekasih menelponnya, atau sekedar mengirim pesan singkat mengucapkan selamat siang sore ataukah malam. Saat akan tidur dengan setia menyimpan Handphonenya disisinya, penuh harap ada pesan singkat dari lelaki yang dia sebut kekasih sebelum matanya terpejam. Dan ketika terbangun memeriksa dengan seksama Handphonenya penuh harap ada pesan singkat dari sang lelalki yang dia sebut kekasih.

Terkadang dia menatap lamat-lamat layar Handphonenya, tanpa berkedip menunggu balasan pesan singkat yang dia kirim ke lelaki yang dia sebut kekasih. Dengan sabar dan penuh harapnya dia menunggu balasan. Sangat lama menunggu, hingga bunyi tiiitititt menandakan pesan masuk, yang ternyata balasan seadanya dari pesan singkat yang dia kirim kelelaki yang dia sebut kekasih. Perempuan senderhana na biasa itu masih dengan sabarnya menahan dongkol.

Kali ini, temanku, perempuan nan sederhana itu, tak biasa lagi mengirim pesan singkat, biasanya menelpon, tapi kadang beberapa kali menelpon tak jua diangkat. Hingga mood teman perempuan sederhana na biasa itu pada akhirnya bad juga.

Ia teringat bahwa, lelaki yang dia sebut kekasihnya itu sedang berada ditengah keluarganya yang tak menginginkannya ada diantara mereka. Ia pun galau. Komunikasi sangat susah. Ia pun dengan rajinnya menelpon bahkan walaupun harus berutang dia jabanin dulu. Saat itu dia hanya mengatakan menjaga apa yang dimiliki dan kita sayangi mungkin harus seperti ini.

aslibumiayu.wordpress.com
Hingga suatu malam, saat komunikasi mereka sudah sangat jauh, temanku yang seorang perempuan sederhana nan biasa, berinisiatif untuk memperbaiki komunikasi mereka. Dia menelpon ke lelaki yang dia sebut kekasih. Tapi malam itu semuanya menjadi sia-sia. Dia hanya mendapati suara lelaki yang dia sebut kekasih, lamat-lamat tertawa bercanda dengan teman-temannya diujung telpon. Sementara dia dengan sabarnya menanti dia akan disapa oleh lelaki yang dia sebut kekasih. Semua pesan singkat yang menandakan bahwa lelaki yang dia sebut kekasih itu tidak bisa mengajaknya berbicara ditelpon karena bersama teman-temannya. Perempuan sederhana nan biasa itu mulai berpikir. Lelaki yang dia sebut kekasih itu baik-baik saja dan dengan entengnya bersantai bersama teman-temannya, berarti selama ini dia tidak ada masalah dengan komunikasi itu.

Perempuan sederhana nan biasa itu, seperti kehabisan oksigen, tersengal-sengal. Jadi, selama ini dia berusaha bertahan, menjaga hubungan, menjalin komunikasi, tetapi ternyata lelaki yang dia sebut kekasih itu biasa saja padanya. Tidak peduli dengan hubungan ini. Komitmen yang dia bangun bersama selama ini dia cari tapi tidak jua dia temukan. Ternyata hanya dia yang PEDULI akan hubungan ini. Dia tidak kaget akan hal itu, tapi kejelasannya baru dia lihat saat ini. Karena sebelumnya sudah banyak kali lelaki yang dia sebut kekasih itu membuatnya menangis karena komunikasi. Tapi matanya terbuka dengan jelas. Arah mana yang ia akan jalani. Temanku perempuan sederhanan nan biasa itu menanggapinya dengan bijak.


Kini ia dengan legowo menerima kelakuan lelaki yang dia sebut kekasih. Tidak bermaksud balas dendam dia pun kini kadang-kadang membalas pesan singkat lelaki yang dia sebut kekasih hanya untuk menjaga hatinya agar tidak terlalu terluka jika berharap banyak. Ia pun kini lebih bijak memandang tentang jodoh. Tak lagi menggebu-gebu mengejar lelaki yang dia sebut kekasih. Kini hanya menunggu lelaki yang akan dia panggil suami yang sengaja dikirimkan tuhan untuknya. Ia hanya menghubungi lelaki yang dia sebut kekasih jika itu penting. Juga sudah menghapusnya dalam daftar pertemanan BBM-an yang pernah membuatnya galau setengah mati. Kini ia tetap perempuan sederhana nan biasa hanya saja dia lebih bijak dan tenang menunggu apa yang ditakdirkan untuknya.


Penulis: Sitti Marlina


Senin, 19 Mei 2014

JANGAN LUPA BERKOMITMEN ITU TENTANG KOMUNIKASI

“Aku galau”, teriak Arti dari dalam kamar seakan mengalahkan suara MP3. Alunan lagu John Legend, All of you  menambah temaram suasana hatinya.

Arti bangkit dari ranjang tempatnya mengadu sedari tadi. Bekas air mata mengering meninggalkan kegersangan diwajahnya. Menghadap dicermin meninggalkan kerutan tak jelas. Dia sedih tapi tak tahu bagaimana menepikan sedihnya. Kembali memandang wajahnya ia mengumpat halus.

“Kenapa?”, Air matanya  mengalir lagi, tak bisa dia tahan.

Ia masih dengan seksama memperhatikan wajahnya. Butiran bening tak henti mengurai diwajahnya. Tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Dunia seperti terbalik menimpanya. Kesedihan menguasai dirinya. Tak ada rasa yang bisa diungkapkan dengan kalimat yang biasanya tertata rapi. Kalimat itu seperti tertahan ditenggorokannya. Tersendak dia menahan tangis yang makin menderu bagai topan.
dhyni-dewantara.blogspot.com
Dia memandang liar ke arah Handphonenya. Tak ada telpon atau pesan singkat yang sedari tadi ditunggunya. Pesan singkat dari Ilham kekasihnya tak jua ada. Kabar dari yang terkasih mengganggunya. Dia sudah memulai komunikasi dengan mengirim pesan singkat. Tapi jawabnya hanya seadanya. Menelpon beberapa kali tapi tidak digubris. 

Teringat kembali bahwa saat pertama kali menjalin hubungan, komunikasi begitu lancar. Setiap jam pasti ada pesan singkat, tapi ketika hubungan berjalan 4 tahun hingga saat ini, komunikasi tak lagi seintens dulu. Semuanya serba beralasan sibuk dengan kesibukan masing-masing.
****

mejadunia.blogspot.com
Hubungan mestinya berlandaskan pada komunikasi yang kuat. Jangan lupa berkomitmen itu tentang komunikasi. Hubungan tidak akan punya roh jika komunikasi rapuh. Dalam semua sendi kehidupan komunikasi bagaikan urat nadi. Jadi jangan lupakan bahwa berkomitmen itu tentang komunikasi. Sekuat apapun cinta yang sedang menggebu, ketika komunikasi tidak berjalan lancar maka misskomunikasi akan membuat bugungan Anda luluh lantah.
Olehnya itu, bangunlah komunikasi agar hubungan Anda bisa terjalin dengan damai, aman dan sejahtera. 


Penulis: Sitti Marlina

Kamis, 15 Mei 2014

TIPS MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP (LDR)

Long Distance Relationship (LDR) kembali menyeruak nih. Abis gara-gara si cantik Raisa yang merilis hitsnya yang berjudul LDR. Hubungan/pacaran jarak jauh adalah aliasnya. hahahhaa...

Gini, sering orang tidak mau dan tidak bisa berkomitmen dengan status LDR ini loh. Yang pertama kata orang, karena nambah beban, kalo rindu gak bisa langsung ketemu. Musti bersiap menahan rindu yang kian pekat. Tapi kan bisa dengan kecanggihan teknologi saat ini bertemu, bertatap wajah dengan video call, tapi katanya tetap karena cemistrynya berbeda. 
http://fardelynhacky.blogspot.com/
Kedua, bawaannya curigaan melulu. Mempercepat kerutan muncul, karena hati gak tenang, dia ama siapa ya? lagi ngapain? Dia mikirin aku gak ya? OMG... HELP MEEEE... Semuanya itu bisa kita tangkis dengan cara melindungi diri dengan perisai kepercayaan. Kalau sama-sama percaya kan enjoy. Tapi katanya temanku, tetap aja kita mana tahu dia ngapain? sama siapa? kali aja kita udah dikadalin, kita masih dengan lugunya sayang-sayangan.

Tapi yak, tips berikut bisa jadi buat kamu enjoy jalanin LDR kamu dengan si dia. Nah, jika kamu merasa khawatir bisa jadi nih bisa buat kamu tenang-tenang aja jalaninnya alias adem-adem aja
http://nabilaaditama.blogspot.com/
  • Komitmen kuat. Kalau ingin menjalani LDR kudu kuat komitmennya sama si doi. Komitmen kalau kalian berjauhan bukan untuk mencari yang terbaik sebagai pengganti tetapi untuk persiapan masa depan kalian berdua. Misal ya, doimu kuliah diluar kota, ya kalau mau bagus pondasinya kudu komitmen bahwa kalian akan saling setia menjaga hubungan dengan komunikasi yang baik. Komunikasi neh penting, untuk tetap menjaga perasaan kalian masing-masing.
  • Saling percaya. Tidak kalah pentingnya, jika ingin LDR-an dengan doimu, kudu saling percaya gak curigaan. Selain curigaan mengganggu konsentrasimu dengan doi, juga akan menambah kerutan diwajahmu loh. hahhaha... Ingat itu.
  • Komunikasi lancar. Kenapa hubungan yang dijalanin dalam waktu lama sering berakhir tragis? salah satunya karena komunikasi. Jika perlu, buat jadwal khusus untuk video call atau telpon. Bisa juga dengan saling bergantian membangunkan di pagi hari, mengingatkan dan menjadi alaram hidup.
  • Cobalah untuk saling memahami kesibukan, tapi bukan berarti komunikasi gak jalan yah. Kalaupun sibuk harus meluangkan waktu menghubungi atau berkomunikasi dengan pasanganmu. Setidaknya membuat dia juga nyaman menjalani hari, gak dihantui rasa khawatir jika kamu tidak menghubunginya. Minimal ucapkan selamat pagi, dan katakana bahwa kamu akan sibuk sampai jam berapa suapa doimu gak merasa diabaikan, terabaikan dan akhirnya berusaha mengabaikanmu.
  • Dan yang terakhir, usahakan saling setia lah, karena apapun kalo udah ternoda pemirsu pasti rada-rada gimana gitu. Jagalah perasaan pasangan anda dengan tetap jaga mata dan hati tentunya.  Setia bukan berarti setiap tikungan ada yak… hahahha
Okelah, seperti itu tipsnya buat kamu yang lagi jalanin LDR dengan orang terspesial dihatimu. So, jaga kepercayaan orang yang mencintaimu sepenuh hatinya dan bersabarlah menunggu dia kembali ke sisimu.

Penulis : Sitti Marlina

 

Selasa, 13 Mei 2014

DI BELAHAN DUNIA LAIN

PART VI

Hari ini kamu berjarak jauh dengan semua hal tentangku. Samudera menjadi jarak. Tapi, entah kenapa aku tak merasa sedih menyadarinya. Suara hiruk pikuk Kota Daeng seakan menenggelamkanku dalam aktivitas yang tak bisa ku tolak, hingga akhirnya aku lupa rasanya.

http://akmalzaz.blogspot.com/
Tak ada yang spesial, tak ada yang istimewa, hanya doa lirih menenggelamkanku di pagi ini. Sepenggal doa untukmu yang akan berjuang untuk masa depanmu. Tak ada yang bisa ku jaminkan, tak ada yang bisa ku persembahkan selain doa lirih ini disujud pagiku. Semoga saja Tuhan yang punya kuasa akan makhluknya memberikan kita ketenangan dijalan kita masing-masing. 

Dunia sepertinya cerah, semuanya begitu jelas. Aku lupa jika aku menangisimu sabang hari yang lalu. Aku lepaskan semuanya, hingga semuanya begitu tenang sekarang. Tak ada riak gelombang lautan yang biasanya ku haturkan untukmu. Tak ada sinaran pagi yang ku jamah untuk menyambutmu. Dan tak ada apa-apa. Semuanya tertelan waktu yang mengiris sendimen pondasi hati. 

Ada rasa lega yang mengaminiku untuk rela. Mereka mengaminiku untuk mengatakan,  yah... biasa aja kenapa? Kenapa mesti nuntut banyak? Kamu emang siapanya? Mereka mengatakan itu padaku berkali-kali ketika aku bercerita. Haahhh... Bertanya sama cermin memang selalu begitu jawabannya. Kali-kali memberiku semangat untuk berharap, dia malah mengaminiku untuk tidak. Kalau soal itu sih, kamu pernah bilang 'jangan berharap banyak'. Saat itu ku pikir ya mungkin kamu hanya melontarkan rasa jengkelmu, tapi ternyata itu doa untukku loh. Dan terkabul. Hahaha...

Entahlah mungkin besok akan berbeda ceritanya, mungkin aku kembali berharap banyak padamu. Tapi semoga saja tidak. Ya, kan kalau berharap lagi berarti ending kisahnya beda lagi dong. Kasian sama aktrisnya pasti capek. 

Aku tidak berniat untuk mengakhiri kisah ini. Hanya saja semuanya sekarang jauh berbeda. Kamunya aku, Akunya kamu, Kitanya aku, Kitanya, kamu semuanya sekarang berbeda sayang. Aku hanya mundur beberapa langkah dari jalan dimana kita beriringan. Aku tak berbelok ke kanan atau ke kiri, juga tidak mengambil arah jalan lain bersama orang lain. Aku hanya butuh istirahat sebentar. Jika aku masih bisa bertahan untuk mengejar langkahmu, mungkin aku akan menyusulmu, tapi kalau tidak ya itulah namanya takdir. Tak ada yang bisa menyalahkannya. 

Aku sangat percaya, kamu adalah orang-orang pilihan yang akan sukses dengan usahamu. Kamu tahu kenapa? Ya karena aku percaya saja. Seperti percayanya aku kalau semua hal itu butuh yang namanya waktu berkualitas, dengan siapapun. Bukan hanya soal beradu pandang, saling memperhatikan jerawat, tetapi moment yang dibangun pas dan diwaktu yang tepat dengan orang yang kau pilih diantara semua pilihanmu.

Kalau ditanya waktu kamu mengabaikan perasaanku rasanya, panas dingin, takut, dll juga khawatir jika tiba-tiba takdir tidak berpihak untukku. Ditanya soal ikhlas apa enggak jika aku diabaikan olehmu ketika itu, aku akan menanggapinya sekarang dengan santai. Bahwa semua hal itu ada momentnya tersendiri, dengan siapapun. Mungkin saat itu kamu tidak berniat begitu, hanya saja kamu butuh ruang untukmu sendiri. Iya kan? Dan lucunya dan gilanya juga negatifnya, aku berpikiran kamu lupa dan tidak mengingatku, karena kau lupa untuk menyapaku. Ya maaf... Aku baru menyadarinya sekarang, walau sangat telat mohonlah kamu mengerti sayang.  Tapi janganlah kamu pikirkan itu, hatiku sudah luluh lantah ketika itu. Tak ada perbaikan, aku memaafkan hanya saja susah lupanya. Mungkin aku juga butuh ruang untukku sendiri yak.

Katanya teman, bukan soal intensnya bertemu tapi komunikasi intens, diwaktu berkualitas itulah pondasinya. 

Baiklah, kisah kita sepertinya, seperti itulah sayang, momentnya belum tepat untuk kitanya aku dan kitanya kamu. Spesial atau istimewa, bahagia atau tidak, kita yang bertanggung jawab atas diri kita masing-masing. Aku memilih untuk membuat kebahagian itu datang padaku dengan menerima apa yang menjadi imbalan atas mencintaimu, termasuk siap untuk menghapus air mataku sendiri.

Bersambung...

Penulis: Sitti Marlina

DI BELAHAN DUNIA LAIN

PART V

Dunia berasa sempit untuk bernafas. Begitu banyak hal yang berkutat di kepala tak jua mendapat tempat untuk dicurahkan. Ada banyak hal yang kita tidak mengerti mengapa terjadi. Tapi takdir begitu lihai memperlihatkan hikmah beriring waktu yang kian menipis. 

Rizalyan.com
Arah jalan mana yang akan kita tuju? Adakah itu jalan PULANG? Sungguh tiada kata yang menggambarkan betapa memuncak semuanya yang membuat kepala pening. Beratnya terasa hingga langkah kaki terasa sangat berat. Satu hal yang ku ingat, ada banyak hal kebaikan yang menungguku setelah badai ini. Yaitu kamu... Iya, Kamuuuuu... 

Tangis yang telah melerai semua masalah yang berkutat tak kunjung berujung pada ketenangan, karena kamu dan aku terlalu gengsi mengakui bahwa kita saling membutuhkan ataukah kita memang berada dipersimpangan kisah dengan pilihan jalan masing-masing. Apa kamu yakin kita baik-baik saja sayang? Entahlah... 

Kata mereka, tak akan sulit melihat mana yang serius. Kamu hanya perlu bertahan sekuatmu, dan lihat seberapa jauh dia mengabaikanmu dan kamu masih bertahan, maka akan datang seseorang yang tak akan mengabaikanmu. Saat ada orang lain yang mengisi relung hatimu, maka disaat itulah dia baru menyadari betapa ia tidak menjaga hatimu adalah penyesalannya. 

Kata mereka, berlaku baiklah pada semua hal, dan tetaplah berada dijalanmu yang kau yakini, maka kau akan menemukan orang yang bersedia berbagi suka dan duka disisa waktu yang berikan tuhan. 

Kata mereka, percayalah, jika kau masih berusaha bertahan dan kemudian kau lelah dan memutuskan menyerah karena kau merasa diabaikan, terabaikan dan memulai mengabaikan maka kau akan berusaha memfilter semua hal untuk dirimu termasuk ituuu... iya ... itu kamu...

Masih kata mereka, hubungan itu dibangun atas dasar komunikasi yang baik. Jika komunikasi tidak baik, maka percaya, cepat atau lambat pondasimu bakal anjlok juga.  Jangan diam saja, karena walaupun pepatah mengatakan 'diam adalah emas' namun dalam hal ini diammu bisa jadi akan memakan korban yakni kamu, aku dan kisah kita. Terkadang diam bisa mnghujammu karena akan jadi alasan bagi siapapun apalagi pasanganmu, bahwa kau benar diam, tak peduli, tak khawatir dan tak berarti apa-apa. Terkadang dengan berbicara bahkan berdebat akan menemukan titik temumu dengannya, dibandingkan dengan diam, kau memberinya ruang untuk berada di bahu orang lain. 

Dan masih kata mereka, mestinya jika kau berkomitmen berarti kau berani menjaga hatinya dan hatimu. Tak menyakitinya juga menyakiti hatimu sendiri, itulah hubungan sehat. Katanya... 

Kamu mestinya bisa dan berani menyakinkannya bahwa kamulah masa depannya. Memberinya waktu yang cukup hanya untuk sekedar menyapanya ditengah kesibukanmu. Kamu tahu hal sepele ini bisa memberimu kisah yang panjang loh. "Hal kecil aja kamu perhatikan apalagi hal sepele pasti bakal ngeHITZ (katanya temanku)"

Tapi percaya atau tidak ada benarnya kata mereka, saat kita mati-matian bertahan melawan takdir untuknya, ternyata Tuhan mengirimkan yang terbaik untukmu, bahkan tanpa kita sadari. Jadi, janganlah merasa berkecil hati, terkucil, jika seseorang mengabaikanmu, karena akan datang seseorang yang tanpa kau sadari mengulurkan tangannya untuk menghapus air matamu. dan menyodorkan bahunya untuk kau bersandar. Percaya... 

Kisah kita hampir sama ya sayang, komunikasi tidak jelas. Media yang mestinya mendekatkan akan semakin memberi jarak. Mungkin kamu tak menyadarinya karena kamu tak peduli, tapi aku menyadarinya hampir setiap aku bernafas karena aku benar peduli. Peduli akan kisah ini. Tapi peduliku gak cukup kan jika hanya aku saja. Kamu mengertikan sayang... 


Bersambung.. 

Penulis: Sitti Marlina

Senin, 12 Mei 2014

DI BELAHAN DUNIA LAIN

PART 4
Oh god, is not good for me...!!!

Suara teriakan dalam hati menghantui setiap aluran dentuman nadir yang tak jua memberi arah jelas. Dan masih berkutat dengan rasa
yang semestinya tidak kita pertemukan, karena kita tahu takdir mempermainkan perasaan. Dulu dan sekarang berbicara waktu yang mungkin saja tawa berganti tangis. Semuanya siapa yang tahu.

10 Mei 2014, pukul 22.10 harusnya waktu itu kita berbicara jarak jauh, untuk berbicara apa ada yang salah dengan kisah kita. Tapi waktu bergeming, tak memberi waktu lebih banyak lagi. Suara burung yang memecah kesunyian malam seakan memberi pertanda bahwa takdir salah membawa kita dulu hingga saat ini. Seharusnya kita tak bertemu direntang waktu yang memberi kenangan namun harus berakhir dengan pahit. Takdir tidak memihak ke kita, lebih tepatnya aku.

Sambungan seluler yang harusnya memberi ruang pada pertanyaan dan rindu yang menggebu, sepertinya harus diredam. Daun yang menyentuh seng karena permainan angin seakan meneriakkan sembilu untuk bergerak segera menusuk jantungku. Jantungku, kau disana bersemayam sayang, tapi kini kau meninggalkannya. Hingga separuh nafas aku terseok meratap takdir ini.


Aku mengingatnya 55 menit 35 detik waktu yang terluang untuk kita, tapi kamu sayang tak meluangkannya untukku. Aku hanya bisa mendengar candaan dan gelak tawamu. "Kamu baik-baik saja" kataku dalam hati. Aku tahu kamu baik-baik saja. Ku nantikan kau menyapaku disambungan seluler, hingga aku tak bisa membedakan kau menyapaku atau temanmu. Tak ada apapun. Sekiranya waktu yang dijadikan intropeksi dengan semua badai ternyata kamu memiliki banyak hal untuk bahagia dengan pilihanmu kala itu, bukan denganku. Kita bukan apa-apa lagi, bukan siapa-siapa lagi. Tak saling memiliki arti. Karena kamu benar bahagia adanya sayang tanpa adanya kita sayang.


Aku mendengar gelak tawamu sayang dengan backsound suara hiruk pikuk temanmu, juga kadang klakson kendaraan. Sementara aku, terdiam membisu menatap langit-langit berharap ada wajah lama yang ku nantikan tersenyum kepadaku. Rindu atau apapun namanya kini berbeda. Semuanya berbalik, tak bisa diperbaiki lagi. Kamu sayang, sangat baik memberiku kenangan yang bahkan kau ukir dengan baik, tapi takdir menuntun kita pada jalan berbeda dengan sendimen waktu yang tak bisa kita perbaiki lagi. Sekuat apapun kamu dan aku, jalan terlalu terjal untuk dilalui dua orang yang bernama kita. Kita dulu dan sekarang berbeda. Bahwa sebenarnya aku mengerti tulisan Tere Liye 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'

Sebuah pesan singkatmu yang menandakan kau benar mengabaikan kisah ini, memberiku keterangan jelas betapa semua hal tak harus kita miliki. Betapa semua hal yang kita yakini bisa berbalik. Ragu untuk berbalik kini membulat, bahwa jalan memang berbeda. Tak ada air mata, karena sekiranya kisah harus kita akhiri dengan senyum lega. Kau hanya perlu bahagia sayang dengan mereka-mereka yang ada diantara rindu yang menyeruak di dinding bumi. 

Aku tak menyalahkanmu dalam hal ini sayang, karena yang salah itu aku. Aku yang tidak cukup kuat, tidak cukup sabar menghadapi. Mestinya rindu itu penguat tapi rindu ini adalah malapetaka untuk kita. Karena terlalu merindukanmu maka semua berbalik arah menghujamku. Karena tidak cukup kuat merindumu hingga semua kalimat tak bisa dilontarkan dan semuanya kini membeku. Dan semuanya ke titik balik nol

Kita tak harus berucap untuk semua hal, seperti sekarang ketika kita tak saling menyapa. Kau akan berjuang untuk masa depanmu. Dan aku hanya bisa mengantarmu ke gerbangnya sayang. Tak ada yang perlu dijelaskan dengan kalimat, kau adalah sahabat terbaik. Semoga tuhan memberimu kerinduan pada kisah yang lebih baik menurut-Nya. 

Kita berakhir di malam itu, tak ada lagi kita, yang tersisa kamu dan aku dan jalan kita masing-masing. Karena semuanya berbeda dan tak bisa diperbaiki lagi.

Bersambung...

Penulis: Sitti Marlina

Kamis, 08 Mei 2014

DI BELAHAN DUNIA LAIN


PART 3

Mungkin aku terlalu protektif, atau parahnya kelewat protektif. Apapun yang kamu lakukan selalu aku cari tahu alasannya. Aku sangat mengerti bahwa orang yang terakhir yang kita pikirkan saat akan tidur dan orang pertama yang kita ingat saat kita bangun kadang membawa tawa juga tangis. Saya sangat menyadari itu. 
www.kaskus.co.id
Kesekian kalinya untuk kesekian kali aku tidak bisa membendung alasan apapun yang kau lontarkan. Aku memahami diriku bahwa aku hampir kehabisan energi, kelelahan, letih dalam perjuangan bertahan bahwa ini arah benar jika menujumu. Aku mati-matian menyakinkan diriku bahwa denganmu itulah masa depan. Tapi kau lupa, aku tetap perempuan biasa. Perempuan yang setiap bangun mengecek ponsel, berharap ada kabar atau ucapan selamat pagiiiiiiii.... Hahahaha... Perempuan yang dengan gugupnya bercerita pada alam bahwa dia pasrah tapi berharap bahwa apa yang ditakutkannya tidak menjadi kenyataan. (Andalanga selalu...)

Cinta tak direstui akan selalu menjadi momok disetiap pertengkaran dan komunikasi yang tak berjalan lancar. Kenapa? Mestinya kau tanyakan ke dalam dirimu, jika aku ada diposisimu. Ada ketakutan yang tidak bias didepan mata, kau bersama mereka yang tak menginginkanku hadir ditengah-tengahnya. Bagaimana aku bisa tenang? Lupakan itu... 

Menyadari perkembangan teknologi yang kian semerbak, mewangi, harum tralalala trililili (kok nyanyi hahahaha...) mestinya jarak bukan sesuatu yang bisa dijadikan masalaha. Iya gak? Kan bisa sms-an, telpon, BBM-an dan masih banyak lagi segala kemudahan yang disajikan. Tapi yang jadi masalah bukan itu. Apa bisa, kamu meluangkan waktu di pagi hari untuk menyapaku? Hanya beberapa detik mengetiknya tanpa merogoh kocek yang dalam untuk menyapaku. Sepertinya pekerjaanmu sangat penting sayang, terlebih memberiku kenangan kala embun mendahului kita bangun hanyalah hal sepele.

Bersambung

Penulis: Sitti Marlina