Rabu, 17 November 2010

MK Teori Organisasi


BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Didalam organisasi ada variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi yaitu :
1.       Variabel-Variabel Dependen
           Variabel Dependen yaitu faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang terpengaruh sejumlah faktor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variable bebas.
           Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :
a.       Produktivitas yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.
b.      Keabsenan (kemangkiran) yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
c.       Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan) yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi.
d.      Kepuasan kerja yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
2.      Variabel-Variabel Independen
a.       Variabel-variabel level individu
-          Usia
-          Status perkawinan
-          Jenis kelamin
-          Masa kerja
b.      Variabel-variabel level kelompok
c.       Variabel-variabel level system organisasi
-          Stress Individu
Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Faktor pemicu stress disebut stressor
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :
1.      Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
-           Beban kerja berlebih (overload)
-          Desakan waktu (deadline)
-          Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
-          Iklim politis tidak aman/low comfort
-          Umpan balik kerja rendah/low feedback
-          Wewenang tidak memadai/low authority
-          Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
-          Frustasi/putus asa
-          Konflik antar pribadi atau kelompok
-          Perbedaan nilai individu dan organisasi
-          Perubahan situasi kantor yang mengejutkan
2.      Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
-          Krisis keuangan pribadi atau keluarga
-          Permasalahan-permasalahan tentang anak
-          Permasalahan-permasalahan tentang fisik
-          Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
-          Perubahan situasi rumah atau lingkungan
-          Permasalahan-permasalahan lainnya
Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1.      Sifat stressor yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut.
2.      Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
3.      Lama stressor yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang sama
4.      Pengalaman masa lalu
5.      Tingkat perkembangan

B.     PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada interes atau tujuan yang sama. 
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok  terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.            
Perilaku kolektif merupakan tindakan seseorang oleh karena pada saat yang sama berada pada tempat dan berperilaku yang sama pula. 
Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok seseorang dapat tepuaskan kebutuhannya dan mendapatkan reward soaial seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dsb.  Besarnya anggota kelompok akan mempengaruhi interaksi dan keputusan yang dibuatnya. Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok akan efektif bila anggota kelompoknya 5-10 orang.  Kohesivitas kelompok merupakan derajat dimana anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran anggota lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan dengan produktivitas kelompok. Namun tidak semua bentuk kohesivitas kelompok ini berdampak positif, karena anggota bisa merasa tertekan untuk selalu conform terhadap norma kelompok.  
Pengaruh Orang Lain pada  Performance (Perilaku Individu).
1.      Kehadiran orang lain bisa mempengaruhi usaha (effort) seseorang. Bentuk dari efek ini antara lain: persaingan (rivalry), fasilitasi sosial, dan social loafing. Rivalry merupakan peningkatan motivasi dan usaha seseorang pada suatu kompetisi.  Fasilitasi sosial merupakan peningkatan usaha seseorang karena mengetahui orang lain yang juga melakukan hal yang sama. Sedangkan social loafing merupakan menurunnya kinerja seseorang dalam kelompok bila dibandingkan dengan  kerja individual.
2.      Kehadiran orang lain menyebabkan meningkatnya Arousal.Robert Zajonc menyatakan bahwa kehadiran orang lain dapat meningkatkan drive atau tingkat arousal. Performance akan meningkat bila bentuk perilakunya itu sederhana, dikuasai, dan responya sesuai dengan situasi yang berlangsung. Sebaliknya, performance akan menurun, bila  responnya kompleks, dan tidak dikuasai.
3.      Kehadiran orang lain dapat menyebabkan distraksi (konflik performance) dan  evaluasi.Bila seseorang itu sadar bahwa ia memiliki audiens, ia mungkin cenderung mengalami dua konflik yaitu: memperhatikan pada tugas (pool position) atau memperhatikan audiensnya. Konflik ini menyebabkan meningkatnya arousal dan pada akhirnya  dapat meningkatkan kecenderungan untuk memberikan respon  secara dominan. Bila audiens dirasakan mengevaluasi performance seseorang maka  performance seseorang akan terpengaruh kadang meningkat dan kadang menurun.  

Perilaku dalam Kelompok

Mana yang lebih baik, performance kelompok atau performance individu? Pertanyaan di atas seringkali muncul karena ada adagium yang berbunyi “dua kepala lebih baik daripada yang dikerjakan oleh seorang individu”. Adagium itu ada benarnya dalam beberapa kasus, karena kelompok memungkinkan orang saling tukar informasi dan pendapat. Interaksi dalam kelompok bisa menghasilkan ide dan solusi baru. Kelompok memiliki pengetahuan yang luas dan probabilitas yang lebih besar bahwa seseorang dalam kelompok akan memiliki pengetahuan khusus  yang relevan dengan persoalan kelompok.Namun demikian, kelompok juga tidak selalu menghasilkan keputusan yang lebih baik. Dalam kelompok tidak semua orang memberikan kontribusi secara bersamaan, melainkan individu harus menunggu giliran. Akibat giliran dalam mengungkapkan pendapat ini, di antara anggota kelompok seringkali mengalami production blocking,sharing) dalam memberikan informasinya. Meskipun performance kelompok seringkali lebih baik daripada performance rata-rata individu, seringkali performance itu di bawah standart individu, terutama bila anggota kelompoknya umumnya relatif lemah kemampuannya. Di dalam kelompok juga bisa terjadi social impact (Latane & Nida, 1981), yaitu suatu penggolongan anggota dalam suatu kelompok. Bila kelompoknya mayoritas maka pengambilan keputusannya akan sangat efektif, sebaliknya bila kelompoknya minoritas, maka sering kali orang mengalami kekecewaan, karena merasa tidak diperhatikan.  terganggu pikirannya, atau kehilangan motivasi untuk berpartisipasi (malas). Individu kadang tidak mau berbagi (

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Kelompok

1.      Komposisi kelompokAda 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.
a.       penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
b.      pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
c.       komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi dalam kelompok.
d.      ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
2.      Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
3.      Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial.  Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut. 
Perilaku kelompok dalam organisasi tersebut antara lain:
1.      Menolong menetapkan dan mencapai tujuan kelompok. Posisi ini menjadikannya sebagai polecy-maker dan pembuat rencana.
2.      Membina kelompok. Pemimpin harus bisa meredam ketegangan, menjadi pengadil bila ada perbedaan, dan menjadi kebersamaan.
3.      Menjadi simbol identifikasi. Dengan beridentifikasi pada pemimpinnya, anggota akan selalu menjaga kesatuannya. Pemimpin pemerintahan dan pemimpin suatu serikat / organisasi sering berperan seperti ini.
4.      Mewakili kelompok kepada dunia luar. Pemimpin merupakan wakil kelompok untuk melakukan hubungan dan negosiasi dengan kelompok lain.
5.      Melakukan transformasi kelompok. Pemimpin dapat dibantu untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin, sedangkan pengikutnya menjadi agent moral pemimpinnya.   

 

BAB III
PENUTUP
Didalam organisasi ada variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi yaitu :
1.      Variabel Dependen yaitu faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang terpengaruh sejumlah faktor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variable bebas.
2.      Variabel-Variabel Independen                                                                       
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada interes atau tujuan yang sama. Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok  terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.            
Perilaku kelompok dalam organisasi tersebut antara lain:
1.      Menolong menetapkan dan mencapai tujuan kelompok. Posisi ini menjadikannya sebagai polecy-maker dan pembuat rencana.
2.      Membina kelompok. Pemimpin harus bisa meredam ketegangan, menjadi pengadil bila ada perbedaan, dan menjadi kebersamaan.
3.      Menjadi simbol identifikasi. Dengan beridentifikasi pada pemimpinnya, anggota akan selalu menjaga kesatuannya. Pemimpin pemerintahan dan pemimpin suatu serikat / organisasi sering berperan seperti ini.
4.      Mewakili kelompok kepada dunia luar. Pemimpin merupakan wakil kelompok untuk melakukan hubungan dan negosiasi dengan kelompok lain.
5.      Melakukan transformasi kelompok. Pemimpin dapat dibantu untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin, sedangkan pengikutnya menjadi agent moral pemimpinnya.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar